Belut Catang

Pakde Jono dari Semarang, karibnya Jeni Abdul Rokhim dalam beragam soal terutama persepedaan, Minggu (3/12/2023) kemarin mampir di Rangkasbitung. Pakde sedang ada acara di Jakarta karena dekat ia sempatkan ke Rangkas.

Masih di tahun ini, 2023, Pakde Jono dan 15 teman lainnya dari Semarang pernah sepedaan di Lebak. Sekira bulan Mei kami memulai gowes dari Museum Multatuli menuju Ciboleger, Kanekes/Baduy. Rutenya tidak biasa. Kami melipir dulu ke Cipanas/Gajrug perbatasan Lebak dengan Bogor. Lalu ke arah Muncang, Cisimeut, dan sampai di Ciboleger. Jaraknya 60 Km lebih. Itu 6 bulan lalu.

Balik ke Minggu kemarin lagi, ya.

Pagi-pagi Jeni menjemput di stasiun. Usai beres-beres kami memutuskan sepedaan ke Bendungan Pamarayan. Rutenya: Rangkas-Cibadak-Jambu-Catang-Pamarayan. Sampai di perbatasan Jambu dan Catang, Jeni mengajak makan pisang goreng tepat di perlintasan kereta di tengah sawah. Ada warung kecil yang menyediakan pisang goreng dan teman-temannya.

Pemilik warung menawarkan pepes belut. Pakde ambil sebiji. Dimakan bersama. Ngobrol soal belut saya teringat ada pepes belut di Warunggunung. Tepatnya di Sampay. Pakde tertarik.

Kami tak jadi ke Bendung Pamarayan. Rute berubah menuju ke Warunggunung melalui Tunjung Teja dan Pertelon. Tujuan kami warung belut H. Sidik.

Jeni melihat jarak di aplikasi HPnya dari Catang ke Warunggunung sejauh 18 Km. Jarak aman jelang makan siang.

Tiba di Warung Belut kami pesan makanan. Makan nikmat sekali. Pepes belut kami suka. Sepanjang Warunggunung kendaraan padat merayap. Ada capres lewat.

Usai makan kami meluncur kembali ke Rangkasbitung. Jalanan turun menuju Rangkas dari arah Pandeglang. Tiba di Rangkas. Istirahat. Saat hujan turun sekira usai Ashar, Pakde kami antar ke stasiun. Akan kembali ke Semarang via Jakarta.

Yuk, sepedaan!

Follow me!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *