Kacapi Buhun Nidu

Di Kanekes, alat musik petik tradisonal kacapi buhun, memiliki fungsi ganda. Ia dapat menjadi bagian dari suatu ritual sakral ketika digunakan untuk mengiringi pertunjukan carita pantun, tapi juga dapat digunakan sebagai pelipur lara ketika menunggui padi di ladang atau sebagai sekadar hiburan ketika para lelaki nganjang (berkunjung) ke rumah seorang perempuan.

Sore ini, Jumat (6/10/2023) Niduparas Erlang yang baru saja melakukan pendokumentasian proses pembuatan Kacapi Buhun Kanekes, menyerahkan satu alat unit kacapi buhun ke Museum Multatuli. Kacapi tersebut dibuat oleh Ki Pantun Ayah Anirah (62), salah seorang penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2022 untuk kategori pelestari, dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kacapi ini dibuat Ki Pantun sekitar 2 minggu. Bahannya dari kayu lame, puret (pemutar senar) dan inang (pengatur nada) dari batang pohon aren, sedangkan dawainya dari kawat rem sepeda.

Sebagai pembuat kacapi buhun, Ki Pantun Ayah Anirah sendiri menguasi lebih dari 20 lagu kacapi buhun. Di antanya, Suluh Kadu, Ngala Parasi, Racik Kembang, Dagang Kembang, Kembang Kacang, Turun Daun, Rancag Perang, Talaganjur Perang, Pangiring Layuan, Cakcak Kulitan, Totonggeretan, dan lainnya.

Nuhun, Du!

Follow me!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *