Warung Nasi Kak Oyo

Sabtu pekan lalu di awal Februari 2024, kamu duduk berdua saja di Warung Nasi Kak Oyo. Sebenarnya tidak berdua saja sebab banyak orang. Kamu duduk berdampingan tepatnya. Warung nasi dengan tempat sederhana di Pasar Rangkasbitung. Tepatnya di depan Kantor Pegadaian Rangkasbitung. Di jalan menuju Stasiun Rangkasbitung sebelah kanan. Tapi jika kamu baru saja turun dari kereta, kamu bisa jalan ke arah parkiran. Dan Warung Nasi Kak Oyo setelah parkiran mobil atau motor. Hanya 50 meter dari Stasiun.
Kamu baru saja duduk dan istri di sebelahmu menawarkan apa yang mau kamu makan. Kamu terdiam dan hanya diam. Kamu sedang berpikir mau makan apa pagi ini. Ya, kamu yang duduk di Warung Nasi Kak Oyo di Sabtu pagi, 3 Februari 2024.
Sepeda motor matic merah itu kamu matikan. Kamu mencabut anak kuncinya dengan pelan. Melepas helm hitam yang kamu pakai dan meninggalkannya di atas kaca spion. Kamu memasuki warung nasi dengan tempat sederhana tapi selalu ramai dikunjungi. Warung nasi yang menyediakan beragam masakan. Tapi kamu selalu mengingatnya bahwa di warung ini menyediakan empal atau gepuk daging kerbau. Kamu akan mengingatnya itu, selalu.
“Warung Nasi Kak Oyo ada sejak tahun 2002”, kamu mendengar Kak Oyo menjawab. Tapi tidak terlalu banyak cerita yang dituturkannya sebab tangannya harus segera mengambil piring. Mengisinya dengan beragam lauk. Melayani tamu-tamu yang mulai berdatangan. Kamu menerima dua gelas air teh tawar panas. Lalu datang dua piring nasi putih yang dibawakan pelayan perempuan. Ada juga istrinya Kak Oyo sibuk merapikan meja yang lain. Juga anaknya yang sedang melayani pembayaran.
Kamu memesan ayam kampung dan tidak empal kerbau seperti biasanya. Di piring yang disodorkan juga ada bihun, tempe, dan perekedel kentang. Tidak lupa di piring itu juga sudah ada sambel. Kamu menerimanya dan menyimpannya di dekat nasi putih yang lebih dulu datang. Istrimu memesan ikan mas goreng, bihun, perekedel kentang, perekedel jagung, dan sambel. Juga sayur asem. Kamu makan dengan lahapnya. Meski sering diingatkan agar tidak makan dengan terburu-buru. Sebab Belanda mah masih jauh. Tetap saja kamu makan cepat.
Kamu selesai membersihkan tangan tapi di kepalamu masih terbayang peyek udang di atas meja. Kamu meliriknya. Kamu ditawari tapi kamu menggelengkan kepala. Teh tawar panas sudah tandas. Kamu melirik ke piring ikan mas yang di sebelahmu. Kamu melihat telur ikan mas tidak dimakannya. Kamu menawarkan diri untuk menghabiskannya. Telur ikan mas habis kamu lahap.
Kak Oyo menjawab ketika kamu tanya dari mana. “Saya mah dari Kebumen,” terang Pak Sudio. Pak Sudio tidak lain adalah Kak Oyo. “Istri dari sini,” lanjut Kak Oyo. “Iya, saya dari sini. Kebon Kalapa di sana, depan pasar.” Istri Kak Oyo membenarkan. Menurut Istri Kak Oyo mereka masak di rumah. Diangkut sejak jam 08.00 pagi ke warung ini. Warung akan tutup di saat jelang Asar atau setelahnya. Ya, kira-kira jam 17.00 WIB.
Warung nasi Kak Oyo menyediakan banyak pilihan masakan. Ada gepuk atau empal daging kerbau, daging panggang, sate bandeng, pepes tahu, pepes peda, tempe goreng, bihun goreng, goreng ayam, opor ayam, soto babat, soto daging, pesmol ikan, goreng ikan mas, ikan asin, dan babat. Ada sayur asem juga. Ada pete bergantungan. Lalaban tersedia juga di meja.
Daging babatnya banyak sekali. Ada berbaskom-baskom. Teksturnya empuk dan lezat. Disuguhkan dengan bihun dan tempe goreng juga sambel. Babatnya enak, gepuknya enak, bumbu-bumbunya meresap banget. Sayur asemnya juga enak. Ayam gorengnya enak, goreng ikan masnya enak. Semua enak. Soal harga cukup murah. Di kisaran harga Rp5.000 hingga Rp25.000 untuk sekali makan.
Kamu menyaksikan orang-orang antre. Kamu membayangkan jika kamu mau makanan dibawa pulang. Kamu harus gede sabarnya sebab antrenya minta ampun. Tapi kamu juga kudu sabar jika makan di tempat sebab tempatnya sempit dan pengamen tiap lima menit.
Ya, kamu yang duduk di Warung Kak Oyo di Sabtu pagi, 3 Februari 2024. Setelah berbicara sedikit dengan Kak Oyo kamu membayar makanan. Sebenarnya bukan kamu tapi istrimu. Kamu menyalakan motor matic merah dan meninggalkan Kak Oyo yang masih dikelilingi pembeli.
Rangkasbitung, 6 Januari 2024