Reading Group Multatuli
“Reading group ini membaca intensif. Anak-anak di kampung Ciseel ini bisa belajar sastra, mengenal sastra dunia, meskipun mereka berada di daerah yang tidak ada dalam peta. Namun pengetahuan mereka, bacaan mereka bacaan kelas dunia. Max Havelaar. Mengapa harus reading formatnya? Karena cara belajar sastra yang murah, massal, dan ada nilai sosialnya, ya reading group”
“Format Reading Group ini punya ciri-ciri murah, sosial, dan intensif. Murah, karena gratis dan praktiknya mudah. Sosial, karena melibatkan massa. Ini menentang arus, biasanya orang belajar sastra secara individual semata. Intensif, karena superlelet, bukan yang serba cepat”.
“Ya, reading group mengaji seperti di surau. Namun yang dibaca novel. Satu orang membaca kalimat demi kalimat. Peserta memegang novel yang sama. Jika bertemu kata atau kalimat yang belum dipahami didiskusikan. Bahkan diperagakan. Maka di taman baca multatuli ada lesung, caping, ikat kepala, dll. Sebab di Max Havelaar disebutkan. Itu sebagai alat peraga. Membaca menjadi mengasyikkan. Membaca mendakam [sic]. Terus menerus demikian”.