Museum (Kembar) Multatuli

Rabu dua tahun lalu bertepatan dengan Hari Museum Internasional kami bertemu. Di ruangan Museum Multatuli di Amsterdam kami ngopi bareng. Pagi di Amsterdam cerah. Usai turun dari Stasiun Sentral saya dan Sadiah bergegas jalan kaki menuju tempat bertemu. Tidak sampai 12 menit kami tiba. Di dalam museum tampak Jurjen. Ia dengan kepala plontosnya menyambut kami. Jurjen adalah bagian dari pengurus Masyarakat Multatuli.
Tak sampai 5 menit Bonnie Triyana datang. Bertepatan dengan kehadiran Pak Willem dari lantai tiga museum. Pak Willem kurator museum ini tahun 2010-2015. Posisinya kini diisi Esther yang menggantikan Klaartje Groot. Lalu datang Esther dan Maria. Tak lama Arjan Onderdenwijngaard tiba juga.
Kami ngobrol santai. Tentu saja urusan bagaimana kami dapat berkolaborasi. Di Lebak ada Festival Seni Multatuli dan di Amsterdam ada ruang pamer visual. Kami berbagi peran. Mungkin tahun ini baru perkenalan program bareng kecil-kecilan. Misalnya pertukaran pengisi acara festival. Ke depannya kami dapat lebih.
Tema FSM tahun ini menyoal tradisi lisan disambut baik. Pak Willem kaget ketika mendengar nama Wim van Janten yang adalah kawan kerja atau pendahulu Niduparas Erlang. Pak Wim adalah sahabat karib Pak Willem. Kami juga mulai memikirkan tim kecil untuk saling komunikasi.
Di meja ada waffel dua jenis makanan lainnya yang saya tidak tahu namanya. Juga teh dan kopi. Kami berbincang hampir dua jam. Bonnie menunjukan opera Saidjah Adinda di laptopnya. Kami juga tukar menukar kado.
Pak Willem berkali-kali menyampaikan salam untuk Mas Sigit Susanto. Ia sampaikan terima kasih banyak dan apresiasi. Sebab diawal kami berkenalan ia adalah orang yang mempertemukan kami. Itu di periode 2010an. Willem juga sampaikan maaf sebab sudah beberapa tahun kehilangan kontak.
Obrolan dilanjut di bawah patung Multatuli. Jaraknya sekitar 3 menit dari museum. Cahaya matahari adalah kemewahan di sini. Juga Multatuli, tentu. Pembawa semangat kemanusiaan dan antikolonialisme. Semoga seperti tema Hari Museum Internasional 2022 "Kekuatan Museum", Museum (kembar) Multatuli semakin kuat. Kalau bahasa anak sekarang mah, perbanyak kolaborasi bukan kompetisi. Saya percaya dua kepala lebih baik dari satu.
Selamat Hari Museum Internasional 2022.
Amsterdam, 18 Mei 2022




